Minggu, 23 Maret 2014

Manusia sebagai Makhluk Berpikir dan Bernalar

Manusia diciptakan sangat sempurna oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Manusia diberikan kecerdasan yang melebihi makhluk-makhluk Tuhan yang lainnya. Otak sebagai organ teratas manusia diketahui memiliki 100 milyar sel neuron aktif yang saling terhubung apabila terjadi interaksi antara sel-sel tersebut diketahui ada sekitar 1000.000 interaksi sel otak dalam setiap detik.  Inilah bukti kehebatan otak manusia yang tidak dapat dikalahkan oleh sistem komputerisasi manapun. Oleh karena itu setiap manusia tentu mampu melakukan hal-hal yang luar biasa seperti berpikir dan bernalar.
Berpikir adalah suatu proses kegiatan kerja yang melibatkan otak untuk mendapatkan pemahaman akan suatu hal tertentu. Berfikir mencakup segala aktivitas mental, kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu mata kuliah pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, puisi, membaca buku, menulis surat, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan persahabatan yang terganggu, atau terkadang ada suatu problema yang harus ia hadapi. Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar Bias mengambil bentuk induktif, deduktif, ataupun abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum (universal) dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus (pertikular). Sebaliknya, penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hokum atau pernyataan yang berlaku umum. Adapun penalaran abduktif (suatu istilah yang dikenalkan oleh Charles S. Pierce) adalah penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
 Pada hakikatnya berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan mahkluk lain. Berpikir juga berarti berjerih–payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Berpikir lebih luas dari sekedar bernalar. Berpikir merupakan daya yang paling utama serta merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dan hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak. Macam–macam berpikir diantaranya berpikir autistic dan berfikir realistic. Dan berpikir realistis yaitu dengan berpikir deduktif, induktif, evaluatif. Dalam bernalar memang belum ada benar – salah. Yang ada betul keliru, sahih atau tak sahih. Akan tetapi, kalau kegiatan berpikir dimengerti secara lebih luas dan menyeluruh, mulai dair penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat saja kita bicara tentang benar – salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar.

Sumber :