Nama: Auli Fida Izdihar Pangesti
NPM: 11211295
Kelas: 3EA01
Budaya membuang sampah pada tempat nampaknya masih belum
maksimal dilakukan oleh warga ibu kota khususnya, dan Indonesia umumnya.
Menjadi polemik yang tak berkesudahan masalah sampah terus menggunung.
Permasalahan
sampah tidak hanya sekedar merusak keindahan kota tetapi juga mengganggu
seperti bau dan menyebabkan banjir atau genangan air. Sampah merupakan masalah
klasik sehingga banyak negara-negara yang mengatur pengelolaan sampah seperti
Jepang dan Swedia. Berhasil mengelola sampah dengan baik dengan menjadikannya
sebagai sebuah Industri yang menguntungkan dan menghasilkan sumber daya.
Jepang. Mengelola sampah dengan
baik sudah menjadi tradisi masyarakat Jepang dari sejak lama, sederhana memang dengan
memisahkan jenis sampah dan cara membuang sampah. Banyak hal yang bisa di
contoh dari negara Jepang mengenai pengelolaan sampah. Ada 3 hal rahasia sukses
Jepang dalam mengelola sampah.
Pertama,
tingginya kesadaran masyarakat akan masalah sampah seperti program daur ulang
dan betapa pentingnya pengelolaan sampah. Masyarakat Jepang paham akan
pentingnya pengelolaan sampah. Untuk itu, banyak aksi-aksi dan kampanye
mengenai kepedulian lingkungan hidup serta beberapa program seperti sukarelawan
yang aktif turun ke perumahan dan memonitor pembuangan sampah. Selain itu untuk
mengembangkan pengetahuan masyarakat mengenai sampah dilakukan dialog dan
diskusi tentang penaganan sampah yang baik dan efektif.
Kedua,
membangun rasa malu di tengah masyarakat sehingga selalu membuang sampah pada
tempatnya.
Ketiga,
memberikan program edukasi yang massif dan agresif dilakukan sejak dini
melakukan pengajaran dan memberikan pelatihan cara membuang sampah sesuai
dengan jenisnya. Tentunya hal in membangun budaya buang sampah yang tertanam di
diri sehingga menjadi habit yang tumbuh baik dalam alam sadar dan bawah alam
sadar.
Swedia. Dikenal sebagai negara
yang memiliki manajemen baik dan efektif dimana sampah masyarakat dan rumah
tangga dapat di daur ulang. Melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan
Swedia bahwa sampah harus didaur ulang dan dijadikan sebagai sumber energi.
Gencarnya daur ulang sampah membuat Swedia kekurangan pasokan sampah untuk di
produksi menjadi sumber energi.
Dampak dari
proses ini adalah Swedia kekurangan sampah untuk di kelola menjadi energi dan
sehingga mengharuskan impor sampah. Hal ini merupakan sebuah terobosan yang
dinilai cukup efisien dan mampu menghasilkan energi kebutuhan manusia.
Membakar
sampah dalam insinerator mampu menghasilkan panas dan menghasilkan energi panas
yang kemudian di distribusikan melalui pipa ke wilayah perumahan dan beberapa
gedung komersial untuk pembangkit listrik.
Nampaknya,
perlu ditekankan bagi negara-negara dengan jumlah penduduk yang padat dan
menghasilkan gunungan sampah harus berpikir serta mengedepankan bahwa sampah
dapat dijadikan sebagai sumber energi. (Jaka Darwis)
Kerangka Karangan
Tema :
Kebersihan Lingkungan
Judul :
Belajar Mengelola Sampah dari Jepang dan Swedia
- Permasalahan sampah
- Penanganan sampah di Jepang
- Tahapan sukses masyarakat Jepang dalam mengelola sampah
- Penanganan sampah di Swedia
- Hasil pengelolaan sampah di Swedia
- Perlunya penanganan sampah di negara-negara berkembang