Senin, 05 Mei 2014

Kerangka Karangan

Tema: Kesehatan
Judul: Label Nutrisi Makanan Anak Membuat Orangtua Bingung
  •      Pengetahuan orang tua mengenai info nutrisi pada makanan
  •      Beberapa daftar bahan makanan yang berbahaya
  •      Dampak yang ditimbulkan akibat makanan bersifat aditif
  •      Pendapat ahli mengenai camilan yang beredar dipasaran
  •      Hasil survey yang menilai kebiasaan makan orang tua dan anak



Minggu, 04 Mei 2014

Belajar Mengelola Sampah Dari Jepang dan Swedia dan Kerangka Karangannya

Nama: Auli Fida Izdihar Pangesti
NPM: 11211295
Kelas: 3EA01

Budaya membuang sampah pada tempat nampaknya masih belum maksimal dilakukan oleh warga ibu kota khususnya, dan Indonesia umumnya. Menjadi  polemik yang tak berkesudahan masalah sampah terus menggunung.
Permasalahan sampah tidak hanya sekedar merusak keindahan kota tetapi juga mengganggu seperti bau dan menyebabkan banjir atau genangan air. Sampah merupakan masalah klasik sehingga banyak negara-negara yang mengatur pengelolaan sampah seperti Jepang dan Swedia. Berhasil mengelola sampah dengan baik dengan menjadikannya sebagai sebuah Industri yang menguntungkan  dan menghasilkan sumber daya.
Jepang. Mengelola sampah dengan baik sudah menjadi tradisi masyarakat Jepang dari sejak lama, sederhana memang dengan memisahkan jenis sampah dan cara membuang sampah. Banyak hal yang bisa di contoh dari negara Jepang mengenai pengelolaan sampah. Ada 3 hal rahasia sukses Jepang dalam mengelola sampah.
Pertama, tingginya kesadaran masyarakat akan masalah sampah seperti program daur ulang dan betapa pentingnya pengelolaan sampah. Masyarakat Jepang paham akan pentingnya pengelolaan sampah. Untuk itu, banyak aksi-aksi dan kampanye mengenai kepedulian lingkungan hidup serta beberapa program seperti sukarelawan yang aktif turun ke perumahan dan memonitor pembuangan sampah. Selain itu untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat mengenai sampah dilakukan dialog dan diskusi tentang penaganan sampah yang baik dan efektif.  
Kedua, membangun rasa malu di tengah masyarakat sehingga selalu membuang sampah pada tempatnya.
Ketiga, memberikan program edukasi yang massif dan agresif dilakukan sejak dini melakukan pengajaran dan memberikan pelatihan cara membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Tentunya hal in membangun budaya buang sampah yang tertanam di diri sehingga menjadi habit yang tumbuh baik dalam alam sadar dan bawah alam sadar.
Swedia. Dikenal sebagai negara yang memiliki manajemen baik dan efektif dimana sampah masyarakat dan rumah tangga dapat di daur ulang. Melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Swedia bahwa sampah harus didaur ulang dan dijadikan sebagai sumber energi. Gencarnya daur ulang sampah membuat Swedia kekurangan pasokan sampah untuk di produksi menjadi sumber energi.
Dampak dari proses ini adalah Swedia kekurangan sampah untuk di kelola menjadi energi dan sehingga mengharuskan impor sampah. Hal ini merupakan sebuah terobosan yang dinilai cukup efisien dan mampu menghasilkan energi kebutuhan manusia.
Membakar sampah dalam insinerator mampu menghasilkan panas dan menghasilkan energi panas yang kemudian di distribusikan melalui pipa ke wilayah perumahan dan beberapa gedung komersial untuk pembangkit listrik.
Nampaknya, perlu ditekankan bagi negara-negara dengan jumlah penduduk yang padat dan menghasilkan gunungan sampah harus berpikir serta mengedepankan bahwa sampah dapat dijadikan sebagai sumber energi. (Jaka Darwis)



Kerangka Karangan
Tema : Kebersihan Lingkungan
Judul : Belajar Mengelola Sampah dari Jepang dan Swedia
  •      Permasalahan sampah
  •     Penanganan sampah di Jepang
  •     Tahapan sukses masyarakat Jepang dalam mengelola sampah
  •         Penanganan sampah di Swedia
  •     Hasil pengelolaan sampah di Swedia
  •     Perlunya penanganan sampah di negara-negara berkembang