Minggu, 10 November 2013

Penghancuran Gedung yang Ajaib di Jepang


Tidak salah bahwa negara Jepang adalah negara yang maju, terbukti dengan adanya berbagai gedung yang tinggi-tinggi, perekonomian yang maju, teknologi yang semakin hari semakin maju dan berinovasi baru dan masih banyak lagi. Dengan kemajuan itu negara Jepang mampu menghancurkan gedung tanpa membahayakan fasilitas dan lokasi disekitarnya. Ingin tahu apa nama gedung tersebut dan bagaimana cara menghancurkannya sampai mengurangi ketinggiannya ,Simak berikut dan semoga bermanfaat.

Tak salah lagi, The Grand Prince Hotel Akasaka menyusut menjadi setengahnya. Panorama ini pasti tampak aneh di mata wisatawan yang sebelumnya pernah menyambangi Kota Tokyo dan lewat di depan hotel tersebut di Distrik Aksaka yang berada di pusat kota Tokyo. Menyusutnya gedung hotel ini tak lain adalah penghancuran gedung yang dilakukan secara bertahap. Kalau biasanya gedung dihancurkan dengan bahan peledak, hotel ini dihancurkan dengan cara yang lebih halus dan ramah lingkungan. The Grand Prince Hotel Akasaka dibangun tahun 1980-an. Gedung setinggi 140 meter ini pernah menjadi simbol glamornya masyarakat Jepang. Saat itu perekonomian Jepang menguasai dunia, warga Jepang kaya raya. Hingga akhirnya pada 1990-an perekonomian mulai menurun, hotel-hotel harus bekerja keras agar buku tamu mereka penuh.






Mulai tahun lalu, bangunan gedung ini menyusut 2 lantai (6,4 meter) tiap 10 hari. TECOREP mengembangkan cara baru menghancurkan sebuah gedung tanpa perlu suara bising dan sampah material yang berlebihan. Tak hanya itu, TECOREP juga mendaur ulang energi yang ada pada bangunan-bangunan tersebut.

Caranya, para pekerja mengaplikasikan balok baja di lantai teratas. Mereka menggunakan 15 jack hidrolik dan beberapa teknologi lain sehingga bisa mengenyahkan 1 lantai sekaligus dalam 1 waktu. Menggunakan prinsip katrol, sampah materialnya didaur ulang menjadi energi listrik untuk penerangan dan sistem ventilasi. Hotel berusia 30 tahun yang dikenal dengan nama Aka-Puri ini pernah menjadi simbol kehidupan glamor Tokyo. Wisatawan rela merogoh kocek ratusan dolar untuk menginap barang semalam di kamar suite nan mewah, atau menghabiskan dolar untuk paket Christmas Eve bersama pasangan.
Hideki Ichihara, insinyur dari Taisei Corp. mengatakan, teknologi yang dipakai dapat mengurangi polusi suara sedikitnya 25% dibandingkan teknik yang biasa digunakan. Selain itu, debu yang dihasilkan pun 90% lebih rendah ketimbang teknik lainnya.

“Teknik ini sangat cocok diadaptasi oleh negara-negara dengan gedung-gedung tinggi seperti Hong Kong,Singapura, dan Amerika Serikat. Ada banyak gedung tinggi yang sudah tua dan perlu direnovasi. Teknik yang kami punya paling aman dan bersih,” kata Hideki. 
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar